Arabika Aceh Gayo 100g

Kopi Gayo Arabika Aceh merupakan trade mark berkualitas yang dikenal di mata dunia. Tumbuh di dataran tinggi Aceh, rata-rata 600 hingga 1.800 dpl, dengan struktur tanah subur dan cocok ditanami kopi jenis arabika. Kopi yang berasal dari Dataran Tinggin Gayo ini sudah dikenal sejak abad 17.

Keunikan Citarasanya dikenal dengan istilah “heavy body and light acidity`, yakni sensasi rasa keras saat minuman ditengguk dan aroma yang menggugah semangat.  Kopi Gayo Arabika Aceh dari dataran Tinggi ini, telah  dikenal dunia. Hal tersebut karena kopi gayo memiliki citarasa khas dengan ciri utama antara lain, keharuman, perisa  yang kompleks dan kekentalan yang  kuat.
Karakter AKL Kopi Gayo Arabika Semi washed

Asal daerah : Aceh Tengah

Varietas : Multi Varietas

Altitude : 1500 Mdpl

Proses : Full Washed

Taste Notes : Nutty aroma, dried fruits, spices, medium body, low acidity, long after taste

Kemasan eksklusif kedap udara yang mempunyai lubang di luar untuk mencium bubuk keharuman kopi, didesain moderen dengan sistem pembuangan gas co2 dari dalam agar terhindar dari pengendapan kopi yang menimbulkan minyak dan tidak bisa masuk oksigen dari luar agar bubuk kopi tetap harum bertahan lama.

Latar Belakang Kopi Gayo Arabika Aceh

Perkebunan Gayo yang telah dibudidayakan sejak tahun 1908 ini kian subur di Kabupaten Bener Meriah Aceh Tengah dan sebagian kecil wilayah GayoLues. Daerah-daerah tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yang berada di ketinggian 1200m di atas permukaan laut , yaitu sekitar 81,000 hektar.

Sekitar 42,000 hektar terletak di Kabupaten Bener Meriah, selebihnya (39.000 H) berada di Kabupaten Aceh Tengah. Masyarakat di sana mayoritas berprofesi sebagai petani kopi dengan dominasi varietas Arabika. Produksi kopi tersebut yang diperoleh dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia.

Selain itu penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa oleh seorang yang berkebangsaan Belanda sejak abad ke-17 yaitu mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia ke Batavia (Jakarta).

Saat pertama kali ditanam dan dikembangkan kopi arabika di daerah Jatinegara, Jakarta, menggunakan tanah partikelir Kesawung yang saat ini namanya dikethui Pondok Kopi.

Pengembangan selanjutnya, dari tanaman kopi tersebut hingga ke kawasan Dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.

Sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang khususnya kopi gayo telah menjadi sumber pencaharian utama mayoritas masyarakat di Gayo, bahkan telah menjadi satu-satunya pusat tanaman kopi berkualitas ekspor di kawasan Aceh Tengah.

Jejak arkeologis berupa sisa pabrik pengeringan kopi masa kolonial Belanda di Desa Wih Porak, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah telah bisa memberikan bukti bahwa kopi pada masa lalu menjadi komoditas primadona yang penting bagi perekonomian.

Arabika Gayo Specialty 250g
AKL Kopi Hijau Exotic Drip / Sumatran Green Coffee Organic
Close My Cart
Close Wishlist
Close Recently Viewed
Close
Compare Products (0 Products)
Compare Product
Compare Product
Compare Product
Compare Product
Close
Categories

Refund Reason